"Hai kamu! Lagi kesal yang hari ini?"
"Iya, aku sakit hati ketika dia ngomong kek gitu padaku!"
Itu adalah kalimat pembuka percakapan dalam diri seorang Angrek ketika dia memutuskan untuk merenungi apa yang terjadi padanya hari ini.
Sejak siang tadi, dia memilih bungkam dan tak ingin mengucapkan kata-kata ringan untuk sekedar memulai percakapan dengan suaminya. Bahkan untuk sekedar bertatapan mata saja dia enggan. Namun berbeda ketika anaknya yang mengajak bercanda, dia akan bersikap seolah dunianya sedang santai saja.
Anggrek sadar, bahwa tak seharusnya dia mendiamkan suaminya sampai berjam-jam seperti ini. Bahkan suaminya saja sudah mulai membuka percakapan dengan dirinya, tidak ketus seperti tadi siang lagi. Tapi anggrek yang terlanjur marah dan tersakiti oleh kata-kata suaminya tadi siang tidak bisa dengan mudah menyingkirkan gejolah sakit hati yang masih bergejolak didadanya. Ya, dia merasa terlalu mudah untuk suaminya jika dia luluh bwgitu cepat. Setelah membuatnya sakit hati, tanpa minta maaf sang suami menyapanya seolah tidak melakukan kesalahan sama sekali. Atau memang dia tak merasa bersalah?
Ah! Masalahnya sepele sebenarnya. Hanya perkara sang suami tidak menyukai menu lauk yang anggrek olah sebagai menu makan siangnya. Sebenarnya itu adalah hal yang lumrah dalam kehidupan rumah tangga mereka karena memang suami yang anggrek cintai itu tidak bisa memakan sebagian besar jenis ikan dan anggreak sudah paham akan hal itu dan memakluminya. Walau begitu ada beberapa jenis ikan yang sang suami bisa makan. Dan siang itu rasanya anggrek sudah membeli ikan seperti yang disukai oleh sang suami.
Ketika sang suami baru saja pulang dan berjalan ke arah dapur lalu melihat hidangan yang baru saja anggrek masak, dengan muka masamnya si suami bilang, " Ini bukan ikan seperti yang biasa aku makan!"
Anggrek terkejut dan tergagap mendengar ucapan sang suami. Dalam pikirannya dia merasa sudah membeli jenis ikan yang benar, karena beberapa kali sang suami pernah memakan ikan seperti yang dia masak. Selain itu faktor kenapa anggrek memilih membeli ikan yang dia masak sekarang karena d tempat yang jual ikan tadi sangat sedikit pilihan ikannya. Hanya ada udang, cumi besar, ikan karang, dan okan kecil-kecil yang dia masak sekarang. Udang, baru beberapa hari yang lalu jadi lauk makan nasi. Ikan karang tidak mungkin, itu ikan yang tidak dimakan oleh sang suami. Lalu cumi, bukan pilihan karena setelah seminggu yang lalu ketika anggrek memasaknya, ternyata cumi besar itu tidak bis terlalu empuk ketika dimasak. Butuh usaha lebih ketika menggigit daging cumi besar tersebut. Karena itu anggrek enggan membelinya.