Sabtu, 28 Oktober 2017

Prolog

Aku tidak tahu bagaimana harus memulai cerita ini. Memulainya dengan cerita tentang dia yang memintaku bercerita, rasanya tidak asik jika memulainya begitu. Jika memulainya dengan deskripsi, ini bukan cerita dengan latar belakang tempat yang indah dan menyenangkan. Jika dimulai dengan kata-kata sedih, aku takut dikira lebay.

Ya, lebih tepatnya ini yang ku takutkan. Aku tak ingin dikira lebay. Oleh siapa? Adalah pokoknya. Selama hidupku mereka yang selalu mebuatku merasakan banyak ketakutan. Mereka yang sering membuatku merasa tidak percaya diri. Kadang kala atau mungkin sering, aku merasa lebih senang dan relaks ketika tidak sedang bersama mereka. Jika seandainya mereka membaca ini, mungkin mereka akan mencibirku. Mengatakan bahwa sebenarnya aku yang tak bisa bersikap baik pada mereka. Tapi, ya sudahlah.

            Aku tidak sedang ingin menjelekkan. Karena kejelekan mereka juga kejelekkan ku, sebenarnya. Aku hanya ingin bercerita. Anggaplah aku tidak punya bahan lain untuk diceritakan. Kalau pun nanti mereka membca ini, ya, tak apa. Aku pasrah saja pada apa yang akan mereka lakukan padaku. Aku tak ingin memikirkan itu sekarang. Aku ingin belajar untuk tidak takut lagi dengan apa pun kata-kata mereka padaku. Aku ingin belajar meyakini bahwa aku pun bebas untuk mengatakan apa yang aku ingin katakan. Aku bebas untuk menuliskan apa yang aku ingin tuliskan tanpa takut lagi dengan apa pun penialaian mereka terhadapku. Aku hanya ingin cerita. Itu saja.

2 komentar:

  1. Balasan
    1. hehe..makasih udah ngijinin aku bicara..
      btw aju juga tulisan mba wini yg kedewasaan prematur. tpi sorry, mau komen eh jaringan net nya ngadat.. ^^'

      Hapus